Hubungan Empati dengan Perilaku Bullying Siswa

Cantika Triana Melani(1*), Yeni Karneli(2),

(1) Universitas Negeri Padang
(2) Universitas Negeri Padang
(*) Corresponding Author




Abstract

Bullying merupakan salah satu perilaku yang tidak menyenangkan yang banyak dilakukan oleh siswa, perilaku ini marak terjadi dilingkungan sekolah oleh siswa yang memiliki kekuatan atau otoritas terhadap siswa yang lemah. Perilaku bullying muncul akibat rendahnya kemampuan mengelola emosi individu. Empati menjadi salah satu faktor resiko terhadap perilaku bullying di sekolah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif dan korelasional dengan sampelsebanyak 296 orang siswa yang dipilih menggunakan teknik stratified random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kemampuan empati pada siswa berada pada kategori sangat tinggi dengan presentase 67,23% (2) Tingkat perilaku bullying pada siswa berada pada kategori tinggi dengan presentase 70,27% (3) Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara empati dengan perilaku bullying siswa di SMAN 1 Tualang. Hubungan negatif yang signifikan dari hasil penelitian ini dapat diartikan semakin tinggi empati maka akan semkin rendah perilaku bullying. Sebaliknya semakin rendah empati maka semakin tinggi perilaku bullying. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan guru BK atau Konselor dapat memberikan bantuan berupa layanan Bimbingan dan Konseling.

References

Abdi, S. & Karneli, Y. 2020. Kecanduan game Online: Penanganannya dalam Konseling Individual. Guidance. Vol. 17(02)

Ahmad, Riska. (2013). Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Padang: UNP Press

Center for the Study and Prevention of School Violence. (2008). Safe Schools- Safe Communities: Fact Sheet. Institute of Behavioral Science. Boulder: University of Coloraso.

Goleman, D. (2005). Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Cetakan ke-1. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Levianti. (2008). Konformitas dan Bullying Pada Siswa. Jutnal Psikologi,. Volume 6, No. 1:9.

Muthohharoh, M., & Karneli, Y. 2020. Layanan Konseling Perorangan dengan Teknik Kursi Kosong untuk Meningkatkan keterampilan Komunikasi Interpersonal. Guidance. Vol. 17(1)

Prayitno, E. A., & Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Prayitno & Amti, E. (2012). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Santrock, J. W. (2003). Perkembangan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta

Sari, M. N., Yusri, & Sukmawati, I. (2015). Faktor Penyebab Perceraian dan Implikasinya dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jurnal Konseling Pendidikan. 3(1), 16-21.

Sari, P., Y. & Azwar, W. (2017). Fenomena bullying Siswa: Studi tentang Modif Perilaku Bullying di SMP Negeri 01 Painan, Sumatera Barat. Jurnal Pengembangan Masyarakat islam. Vol 10 (2)

Sugiarto, S., Neviyarni.S., & Firman. F. (2021). Peran Penting Sarana dan Prasarana dalam Pembelajaran Bimbingan dan Konseling. JPT: Jurnal Pendidikan Tematik, 2(1).

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wiyani, N. A. (2012). Save Our Children From School Bullying. Yogyakarta: Ar. Ruzz Media.

Wulandari, Septi. 2016. Upaya Meningkatkan Empati dalam Berinteraksi Sosial Melalui Dinamika Kelompok Pendekatan Experiental Learning. Indonesian journal of Guidance and Counseling : Theory and Application 1 (2) (2016)

Zarniati, Z., Alizamar, A., & Zikra, Z. (2016). Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan Kegiatan Belajar Peserta Didik. Konselor, 3(1), 12-16




DOI: 10.24036/0948cic
10.24036/0948cic

Article Metrics

Abstract View : 21 times


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Cantika Triana Melani, Yeni Karneli

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.