Hubungan Kematangan Emosi dengan Kepuasan Pernikahan pada Suami yang memiliki Istri Bekerja

Silvia Sary(1*), Taufik Taufik(2),

(1) Departemen Bimbingan Konseling Universitas Negeri Padang
(2) Departemen Bimbingan Konseling Universitas Negeri Padang
(*) Corresponding Author




Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyak pasangan suami istri yang mengalami perceraian hal ini disebabkan oleh kurangnya kepuasan dalam berumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) kematangan emosi pada suami yang memiliki istri yang bekerja, (2) tingkat kepuasan pernikahan pada suami yang memiliki istri yang bekerja, (3) Menguji hubungan kematangan emosi dengan kepuasan pernikahan pada suami yang memiliki istri yang bekerja. Subyek penelitian ini adalah 55 orang suami yang telah menikah selama 5-10 tahun dan memiliki pekerjaan yang berbeda dengan suami. Instrumen yang digunakan adalah model skala likert. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistic deskriptif, dan untuk hubungan antara kedua variabel digunakan analisis statistic dengan korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) rata-rata skor capaian kematangan emosi pada suami yang memiliki istri yang bekerja adalah 112,9 (70,35%) termasuk tingg, (2) rata-rata skor capaian kepuasan pernikahan adalah 137,09 (69,10%) termasuk sedang, (3) terdapat hubungan yang positif signifikan antara kematangan emosi dengan kepuasan pernikahan pada suami yang memiliki istri yang bekerja dengan korelasi 0,917 dengan taraf signifikan 0,000. Dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin tinggi kematangan emosi suami maka semakin tinggi tingkat kepuasan pernikahannya begitu pula sebaliknya.


Keywords

Kematangan Emosi, Kepuasan Pernikahan.

References

Firman. E. R. 2019. Peran Ganda Wanita dalam Menunjang Perekonomian Rumah Tangga untuk Memenuhi Kebutuhan Keluarga di Sungai Musi Sumatera Selatan. Jurnal Pendidikan Tambusai. Vol. 3(6).

Handayani, P. G., & Hidayat, H. (2019). Motivasi Berprestasi (Kajian dalam Budaya Minangkabau dan Jawa). Jurnal Counseling Care, 2(2), 73–85. https://doi.org/10.22202/jcc.2018.v2i2.3330

Handayani, P. G., & Yuca, V. (2018). Fenomena Culture Shock Pada Mahasiswa Perantauan Tingkat 1 Universitas Negeri Padang. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 6(3), 198–204. https://doi.org/10.29210/129000

Putri, D. P. K., & Lestari, S. (2015). Pembagian peran dalam rumah tangga pada pasangan suami istri Jawa. Jurnal Penelitian Humaniora, 16(1), 72–85. http://journals.ums.ac.id/index.php/humaniora/article/view/1523

Hurlock.2009. Lifespan Development: Perkembangan masa hidup. Jakarta: Erlangga

Olson, F. &. (1993). MEMPERKAYA Skala Kepuasan Perkawinan: Penelitian Singkat dan Alat Klinis. Jurnal dari Psikologi Keluarga. Vol 7 No.2 .

Putri, J. E., & Taufik, T. (2017). Kematangan Emosi Pasangan yang Menikah di Usia Muda. JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia), 2(2), 1–10.

Prayitno, A. E. (2008). Dasar-dasar bimbingan dan konseling (Edisi Revisi). Jakarta. Rineka Cipta.

Santrock,J.W.(2002). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, Sarlito.2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Press.

Taufik (2015). Bimbingan Kelompok Pranikah Untuk Mencegah Perceraian Di Antara Pasangan Muda. JurnalIlmiah Ilmu Pendidikan. Vol. XV No. 2.

Taufik,. E. (2018). Penyebab Isteri Menggugat Cerai dilihat dari Aspek Penyesuaian Perkawinan. Jurnal Neo Konseling. Vol. 1 No.1. Universitas Negeri Padang.

Walgito, Bimo. (2017). Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi Office

Zahri, T. N., Neviyarni, N., Marjohan, M., &. (2022). Counseling Services in Preventing Early Marriage. Jurnal Neo Konseling, 4(1), 12–15.




DOI: 10.24036/0815cons
10.24036/0815cons

Article Metrics

Abstract View : 35 times


Refbacks

  • There are currently no refbacks.