Subjective Well-Being siswa pengguna Tiktok berdasarkan perbedaan intensitas penggunaan

Annisa Fortuna Ramadhani(1*), Rezki Hariko(2),

(1) Universitas Negeri Padanag
(2) Universitas Negeri Padang
(*) Corresponding Author




Abstract

Peningkatan subjective well-being sangat penting oleh setiap siswa. Ketika siswa memiliki subjective well-being rendah akan dapat berdampak negatif pada dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya. Fenomena yang terjadi terdapat beberapa siswa yang membandingkan hidup mereka dengan orang lain yang menimbulkan perasaan tidak puas dengan kehidupan, stres, depresi, kecemasan dan penyimpangan perilaku. Salah satu faktor yang mempengaruhi subjective well-being siswa yaitu intensitas penggunaan media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan subjective well-being siswa dan intensitas penggunaan media sosial TikTok, serta menguji perbedaan subjective well-being siswa pengguna TikTok dengan intensitas tinggi dan rendah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan komparatif dengan subjek penelitian 77 siswa yang menggunakan TikTok dengan intensitas rendah dan 88 siswa yang menggunakan TikTok dengan intensitas tinggi. Penelitian ini menggunakan instrumen angket yang disusun dengan menggunakan model skala likert. Data diolah dengan teknik statistik deskriptif dan untuk uji perbedaan digunakan rumus uji t. Hasil penelitian mengungkapkan terdapat perbedaan signifikan antara subjective well-being siswa pengguna TikTok berdasarkan intensitas penggunaan.


References

Adam. (2017). Filter bubble: sisi gelap alogaritma media sosial. Tirto.id. Diperoleh dari https://tirto.id/filter-bubble-sisi-gelap-algoritma-media-sosial-cwSU

Agustina, L., Daharnis, Hariko. (2019). Peran konselor dalam meningkatkan disiplin siswa: tinjauan berdasarkan persepsi siswa. Jurnal Konseling Andi Matappa, 3(1), 15–22.

Aji, Wisnu Nugroho & Setiyadi, B. P. (2020). Aplikasi TikTok sebagai media pembelajaran keterampilan bersastra. Jurnal Metafora, VI(2), 147–157.

Ardi, Z., & Sukmawati, I. (2017). Social media and the quality of subjective well-being; counseling perspective in digital era. PROCEEDINGS, 28–35.

Armenta, C.N., Ruberton, P.M., Lyubomirsky, S., 2015. Subjective wellbeing, psychology of. in: james d. wright (editor-in-chief), International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences, 2nd edition, Vol 23. Oxford: Elsevier. 648–653

Best, P., Manktelow, R., & Taylor, B. (2014). Online communication, social media and adolescent wellbeing: a systematic narrative review. Children and Youth Services Review, 41, 27–36.

Brooks, S. (2015). Does personal social media use affect efficiency and well-being?. Computers in Human Behavior, 46, 26–37.

Chaplin, J. P. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Raja Grafindo.

Dewi, L., & Nasywa, N. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi subjective well-being. Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan, 1(1), 54–62.

Diener, E., Oishi, S., & Lucas, R. E. (2015). National accounts of subjective well-being. American Psychologist, 70(3), 234–242.

Diener, Ed. (2009). Assessing well-being: the collected works of Ed Diener. USA: Springer.

Hamdana, F., & Alhamdu. (2015). Subjective well-being dan prestasi belajar siswa akselerasi Man 3 Palembang. Psikis: Jurnal Psikologi Islami, 1(2), 115–124.

Hariko, Rezki. (2017). Pengembangan perilaku prososial siswa melalui pelayanan bimbingan dan konseling. PROSIDING, 48–56.

Quinn, P. D., & Duckworth, A. L. (2007). Happiness and academic achievement: evidence for reciprocal causality. in the annual meeting of the american psychological society. Washington, DC: The American Psychological Society.

Salmi, S., Hariko, R., & Afdal. (2018). Hubungan kontrol diri dengan perilaku bullying Siswa. Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 8(2), 88-99.

Sarvamangala & Sharmista. (2016). Effect of social media. International Journal of Scientific Research and Education, 4(6), 5461–5465.

Sativa, A. R., & Helmi, A. F. (2013). Syukur dan harga diri dengan kebahagiaan remaja. Wacana, 5(2), 1–12.

Schiffrin, H. H., & Nelson, S. K. (2010). Stressed and happy? investigating the relationship between happiness and perceived stress. Journal of Happiness Studies, 11(1), 33–39.

Sengupta, A., & Chaudhuri, A. (2014). Simply having a social media profile does not make teens more likely to be bullied online. Demographics and online behavior play a larger role. LSE American Politics and Policy.

Tanjung, R. F., Neviyarni, N., & Firman, F. (2018). Layanan informasi dalam peningkatan keterampilan belajar mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat. Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling, 3(2), 155–164.

Triana, Asdiniah (2021). Pengaruh media sosial tiktok terhadap perkembangan prestasi belajar anak sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 1675–1682.

Valkenburg, P. M., Peter, J., & Schouten, A. (2006). Friend Networking sites and their relationship to adolescents’ well-being and social self-esteem. Cyberpsychology and Behavior, 9(5), 584–590.

Whittaker, E., & Kowalski, R. M. (2020). Cyberbullying via social media. Journal of School Violence, 14(1), 11–29.


Full Text: PDF

DOI: 10.24036/000483chr2022
10.24036/000483chr2022

Article Metrics

Abstract View : 880 times
PDF : 343 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Annisa Fortuna Ramadhani, Rezki Hariko

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.